Kebajikan saja menghantui
Pemerasan otak betul jahanam
Rasa tak mampu kemudi diri
Hitam tinggal hingga enam
Jakarta, 28 September 2010
riskaar
28 September 2010
Benar
Benar tak beda kami dia
Benar akhir unjuk segala
Benar aku bukan dia
Benar mata lihat yang ada
Jakarta, 28 September 2010
riskaar
Benar akhir unjuk segala
Benar aku bukan dia
Benar mata lihat yang ada
Jakarta, 28 September 2010
riskaar
Dan Semua Dipilih Terpilih
Dan semua dipilih terpilih
Tersenyum lukisan pemimpin negeri
Meringis hati menahan perih
Ini air mata tak tahu diri
Dan semua dipilih terpilih
Dari titik jauh terjatuh
Buat daya 'tuk tahan diri
Dari apa di muka berlabuh
Jakarta, 28 September 2010
riskaar
Tersenyum lukisan pemimpin negeri
Meringis hati menahan perih
Ini air mata tak tahu diri
Dan semua dipilih terpilih
Dari titik jauh terjatuh
Buat daya 'tuk tahan diri
Dari apa di muka berlabuh
Jakarta, 28 September 2010
riskaar
27 September 2010
Orang-Orang Penting
Melihat sekeliling ruang
Seisi buat ku tak bermakna
Yang itu rasa selalu terbutuh
Yang ini rasa selalu tak salah
Tinggal yang lemah
Hitung satu, dua potong kertas
Tulis satu, dua kata
Siapa tekad 'tuk selubung dinginnya hati
Hadapi keadaan terpimpin tak adil
Jakarta, 27 September 2010
riskaar
Seisi buat ku tak bermakna
Yang itu rasa selalu terbutuh
Yang ini rasa selalu tak salah
Tinggal yang lemah
Hitung satu, dua potong kertas
Tulis satu, dua kata
Siapa tekad 'tuk selubung dinginnya hati
Hadapi keadaan terpimpin tak adil
Jakarta, 27 September 2010
riskaar
25 September 2010
Jangan Simpulkan
Dimana waktu akan berhenti
Dimana akan kutapakkan kaki lebih tinggi
'Kan membeku mereka
mereka yang bermulut besar
Apa tahu mereka?
Ucap kesimpulan tak berdasar
Tajam mataku menembus tulang
Tetap acuh, selamanya mereka acuh
Pendirian tiada berubah
Meski tangis dan amarah mengawan
Aku rasa ingin menyerah
Pasti kutunggu, dimana waktu akan berhenti
Dimana akan kutapakkan kaki
lebih tinggi lagi
Jakarta, 25 September 2010
riskaar
Dimana akan kutapakkan kaki lebih tinggi
'Kan membeku mereka
mereka yang bermulut besar
Apa tahu mereka?
Ucap kesimpulan tak berdasar
Tajam mataku menembus tulang
Tetap acuh, selamanya mereka acuh
Pendirian tiada berubah
Meski tangis dan amarah mengawan
Aku rasa ingin menyerah
Pasti kutunggu, dimana waktu akan berhenti
Dimana akan kutapakkan kaki
lebih tinggi lagi
Jakarta, 25 September 2010
riskaar
23 September 2010
Andaian
Andai kami punya sayap
dan langit memiliki perhentian
di setiap celah
Andai kami kami punya segala
dan bumi tiada perhentian
di setiap celah
Pasti dapat kami susuri perhentiannya langit
dapat kami buat perhentiannya bumi
Andai ada kami dapat
susuri perhentian langit, buat perhentian bumi
di setiap celah
'kan kami tinggalkan sayap dan segala
buat yang berandai punya
buat yang berandai dapat
Jakarta, 23 September 2010
riskaar
dan langit memiliki perhentian
di setiap celah
Andai kami kami punya segala
dan bumi tiada perhentian
di setiap celah
Pasti dapat kami susuri perhentiannya langit
dapat kami buat perhentiannya bumi
Andai ada kami dapat
susuri perhentian langit, buat perhentian bumi
di setiap celah
'kan kami tinggalkan sayap dan segala
buat yang berandai punya
buat yang berandai dapat
Jakarta, 23 September 2010
riskaar
Subscribe to:
Posts (Atom)